Setetes embun menguap bak debu hilang ditelan sang angin selah selah daun kini tampak kenghitam keras dan pekat air hujan pun tak kunjung datang di siang yang panas ini di bangunan tua ini di selah lorong setapak penghubung ruang belajar ku ruang belajar mu kita sebut kelas detik berlalu, jam berlalu, bel berbunyi selalu ku nanti dua tiga anak menghambur keluar, mereka semua wanita tak satupun mampu memberi senyum untukku tas pink berwarna lembut itu, wangi harum bak taman bunga segar itu, dan sedikit tawa kecil itu yah... itu lah kamu hai wanita, kau membuat ku tersenyum, kau membuat ku mampu bertahan berjam jam di lorong tua ini hanya sekedar menanti tawamu, senyummu dan wangimu, semua ini tak kan beralasan tanpa dirimu ku ingin kau tau, cinta ku ini tertuju padamu, namun aku selalu membisu... kau akan tahu isi hatiku ketika kau menatap dalam mataku... jawabbanmu selalu ku tunggu hai jantung hati ku