Pembelajaran dengan menggunakan gadget di sekolah bukanlah hal yang baru apalagi asing bagi dunia pendidikan. Beberapa sekolah sudah menerapkan dan beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Terutama di masa pandemi untuk sekolah berasrama atau boarding menjadi hal baru dalam hal regulasi penggunaan gadget . Hal ini menjadi sesuatu yang menyenangkan bagi siswa. Karena mereka tidak lagi tertinggal dalam hal informasi dan dapat mengakses informasi secara leluasa serta tidak merasa lagi dalam 'penjara suci' bagi sekolah boarding atau pesantren. Bagi guru hal ini menjadi masalah baru dengan beredarnya tablet di sekolah maupun di asrama. Mengapa? Karena siswa menjadi tidak fokus dalam belajar dan sulit dikendalikan. Kolaborasi pembelajaran dengan metode asinkron dan hybrid learning digunakan sebagai solusi atas terbatasnya jarak di masa pandemi ini. Namun, pada prakteknya seringkali penggunaan tablet di sekolah pada waktu istirahat maupun sedang berlangsung
Insecure , kata yang populer di era generasi Z saat ini. Kehadirannya menjadi trending topic saat kemajuan teknologi semakin berkembang dengan ditandai munculnya dalam platform media social seperti TikTok, youtube , facebook, instagram dan twitter . Bahkan menjadi tema menarik dalam pembahasan psikologi di kalangan anak muda. Hal ini dipicu pula karena adanya pengaruh media yang mengakibatkan anak muda saat ini merasa dirinya tidak percaya diri, cemas bahkan merasa tidak aman. Sehingga cenderung etnosentris, membanding-bandingkan pencapaian atau keberhasilan dirinya dengan orang lain ataupun kelompok yang terlihat berbeda dengan dirinya. Adanya pengaruh dari framing media yang membuat standar ideal dalam kehidupan manusia menjadi pemicu dalam kehidupan sehari-hari. Framing didefinisikan sebagai proses membuat suatu pesan lebih menonjol, menempatkan informasi lebih daripada yang lain sehingga khalayak publik lebih tertuju pada hasil ketimbang proses. M